Rabu, 15 Februari 2012

Penyeleksian/pemilahan benih berstandar mutu

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. 

Benih bermutu adalah benih yang mampu berkecambah dalam kondisi yang cukup baik. Benih yang bermutu juga harus mampu menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu suatu benih, antara lain sebagai berikut.
  1. Sumber benih; benih yang diambil dari pohon induk yang mempunyai penampakan dan genetik yang baik, diharapkan akan mempunyai kualitas benih yang baik pula.
  2. Tingkat kemasakan benih pada waktu pemanenan; untuk menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.
  3. Penanganan pasca panen, antara lain meliputi kegiatan; pengangkutan, harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut dikumpulkan dengan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang diekstrasi; sebelum disimpan, benih harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara pengeringan yang benar; disimpan pada tempat yang sesuai, misalnya; suhu dan kelembabannya tidak terlalu tinggi serta bebas dari gangguan maha dan penyakit dan penanganan lainnya.
Sumber:
Anonim, 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-benih-bermutu.html

Ciri-ciri fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut.
1)  Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih.
2)  Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.
3)  Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.
4)  Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.

Selain ciri yang mudah terlihat itu, benih yang baik juga harus masih mempunyai daya tumbuh dan daya hidup yang besar. Ia harus mempunyai lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu menjadi tanaman muda. Untuk melihatnya, kita bisa mengupas salah sebutir benih itu, lalu melihat lembaga dan cadangan makanannya. Kalau lembaganya masih utuh dan besar, maka benih masih mempunyai daya tumbuh yang besar. Demikian pula dengan cadangan makanan. Harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan istirahat. Selain itu benih juga harus bebas dari bibit penyakit. Ini bisa diketahui dari kondisi tanaman induknya. Tanaman induk yang sakit cenderung menghasilkan benih yang membawa serta bibit penyakit.

Sumber :
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM  PEMULIAAN TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman, Sri Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya  Wahyu Tri Asmoro, R. Faid Abdul Manan. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
ditulis Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar