Rabu, 15 Februari 2012

Kegiatan KMDM siswa XI IPA

 
Kegiatan peserta didik mulai dari pemindahan benih tanaman media tanam baru, pemindahan tanaman ke tempat persemaian, sampai dengan pembuatan penyangga kayu untuk tanaman sayuran mentimun dan kacang panjang.


Membuat persemaian benih dan pemeliharaan di kebun sekolah (KBS)


Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal penyebaran benih di media tanam. Penanaman benih ke media tanam dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke media tanam biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut ingin dikembangbiakan dari indukan. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di media tanam, selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di media tanam lebih terjamin.
Rangkaian kegiatan memperbanyak tanaman sayuran di kebun sekolah, ditentukan oleh teknik perbanyakan yang digunakan. Secara umum terdapat dua teknik perbanyakan yang banyak dijumpai, yakni teknik perbanyakan generatif dan teknik perbanyakan vegetatif.
Secara teknis perbanyakan generatif tanaman adalah perbanyakan yang berasal dari biji. Secara umum, pengertian generatif adalah salah satu cara untuk memperbanyak tanaman dengan menggunakan biji hasil perkawinan antara bunga jantan dan betina. Dari biji inilah nantinya berkembang menjadi tanaman baru sebagai regenerasi pohon induknya. Biji yang dihasilkan tanaman sayuran sangat bervariasi baik ukuran maupun bentuk (Anonim, 2009).
Rangkaian teknik perbanyakan generatif yang dilakukan dalam kebun sekolah antara lain sebagai berikut.
1) Pengunduhan Buah/Biji
Biji yang sudah masak secara fisik dan fisiologis dipanen dengan dipetik untuk diambil bijinya. Pada beberapa jenis tertentu biji yang sudah masak dibiarkan jatuh dari pohonnya kemudian dikumpulkan.
2) Seleksi Buah/biji
Biji yang telah dipanen kemudian dipilih yang berisi, tidak kosong, sehat, dan tidak diserang hama/penyakit. Cara pemisahannya dapat dilakukandengan perendaman dalam air, dimana biji yang terapung dibuang. Seleksi yang lain dapat dibedakan berdasarkan besar kecilnya biji maupun bentuknya. Kemudian biji dapat dijemur dan dimasukkan ke dalam kantung plastik, sampai siap untuk disemai.
3) Penaburan biji
Jenis biji yang tidak memerlukan waktu simpan yang lama segera disemaikan dalam bak tabur. Perlakuan pada tingkat persemaian yang perlu diperhatikan adalah kecukupan air, media tanam yang subur,interisitas sinar matahani, dan kelembaban udara.
4) Penyapihan
Dalam waktu tertentu biji yang tetah ditabur akan muncul tunas tanaman. Setelah muncul daun muda yang sempurna segera pindahkan tanaman dan bak persemaian ke dalam polybag yang berisi campuran media tanah dan pupuk kompos. Tempatkan ke dalam areal persemaian yang memiliki intensitas cahaya matahari 50-75%, lakukan penyiraman secukupnya dan berikan pupuk dasar agar menunjang pertumbuhan tanaman.
5) Pemeliharaan dan Perawatan sampai dengan siap tanam
Tanaman dipelihara antara lain dengan pemberian pupuk, pembersihan dari gulma, penyemprotan dengan insektisida/fungisida ketika tanaman diserang hama/jamur dan pemeliharaan lainnya. Lama pemeliharaan ditingkat semai bervaniasi tergantung biji sayuran.

     Dengan teknik perbanyakan secara generatif kadangkala bibit yang dihasilkan menyimpang dari sifat induknya. Hal ini akan menguntungkan jika perubahan sifat tersebut lebih baik atau setidaknya sama dengan induknya. namun jika yang terjadi sebaliknya, hal tersebut akan sangat merugikan. Penyimpangan yang terjadi salah satunya disebabkan adanya ketidaksempurnaan kualitas biji, tanah, intensitas penyinaran, dan lain sebagainya. Tanaman yang dihasilkan dari teknik ini memilki beberapa kelebihan, antaralain umumnya tumbuh subur, mempunyai bentuk yang baik, sehat, kuat dan lebih tahan karena mempunyai akar yang jauh ke dalam (Zaedin, 1985).
Teknik perbanyakan vegetatif yaitu teknik perbanyakan tanaman dengan mengambil sebagian dari pohon induknya. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara okulasi/tempelan, cangkok, menyusukan, menyambung, stek dan cara anakan. Okulasi/tempelan yaitu cara perbanyakan tumbuhan dengan memindahkan seiris kulit bermata tunas dari satu pohon ke tanaman lain yang sejenis (famili). Cangkok yaitu cara perbanyakan tanaman dengan membuat cabang berakar pada tempatnya, kemudian dipotong dan dipindahkan. Cara menyusukan dilakukan dengan mempersatukan kedua batang/cabang dari tanaman yang sejenis. Sedangkan menyambung dilakukan dengan memindahkan sepotong pucuk/ranting ke tanaman lain yang sejenis. Stek adalah cara perbanyakan tanaman dengan memotong-motong dari bagian tanaman batang/cabang, ranting/pucuk dan akar. Cara anakan dilakukan dengan memisahkan anak/tunas dari induknya.

Sumber :
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM  PEMULIAAN TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman, Sri Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya  Wahyu Tri Asmoro,  R. Faid Abdul Manan,Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,ditulis Oktober 2009

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertian-persemaian.html diposting penulis pada hari Jumat,tanggal 08 Oktober 2010

A. Media tanam yang baik
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang (Andhika, 2009). Untuk lahan sempit seperti Green House (kebun sekolah) penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan.
Tidak semua tanah atau media tanam itu subur. Hanya tanah dengan kandungan unsur tertentu yang boleh dikata subur. Apakah itu?. Sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan.
Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun.
Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga halnya dengan ph yang lainnya.
Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu.



B. Cara menyemai benih
Supaya benih yang kita tanam akan berhasil tumbuh dengan subur, maka faktor-faktor yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1) Langkah pertama yang dilakukan untuk menyemai benih (dalam hal ini diambil contoh benih cabai) cabai adalah dengan merendamnya selama kurang lebih 12 jam dengan air hangat sekitar 50 derajat Celcius. Cara ini dimaksudkan agar kulit benih menjadi lunak dan mempercepat pertumbuhan benih.
2) Setelah perendaman selesai, benih siap ditanam pada media semai dengan komposisi tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau sesuai kebiasaan. Media semai lain dapat menggunakan campuran cocopeat dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Cocopeat dan pupuk kandang sebaiknya diayak terlebih dahulu. Tempat semai dapat menggunakan tray, polybag, kotak semai, atau disebar pada bedeng semai. Saya menganjurkan pemakaian tray sebagai tempat semai, karena penggunaanya sangat mudah dan dapat dipakai  terus-menerus untuk penyemaian.
3) Setelah benih dan media semai telah siap, langkah berikutnya adalah tahap penanaman benih ke dalam media semai. Apabila anda menggunakan tray semai atau polybag, benih dapat langsung dimasukan kedalam lubang yang telah diisi media semai pada tray. Sedangkan pada bedeng semai, perlu diperhitungkan dalam meletakan benih, apabila jaraknya terlalu dekat, dapat mengganggu pertumbuhan bibit nantinya.
4) Jaga agar media semai tetap lembab dan jangan diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Anda dapat membuat rumah-rumahan kecil dengan atap plastik UV untuk meletakkan semaian cabai. Setelah beberapa hari, benih mulai tumbuh dan pada umur 20 hari, benih siap ditanam di media tanam yang lebih luas.
5) Perwatan benih yang telah tumbuh dengan cara menyiraminya bila tanah kelihatan kering. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum matahari terbit. Bisa juga sore hari menjelang matahari terbenam. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan selang agar debit air tidak terlalu deras. Hal ini untuk menghindari media tanam di pemukaan pot hilang akibat tekanan air yang deras. Cabe akan tumbuh subur bila ditanam di media tanam yang subur. Media tanam bisa dibuat sendiri dengan cara mencampur pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Pupuk kandang bisa diganti kompos.

Membuat persemaian benih dan pemeliharaan di kebun sekolah (KBS)


Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal penyebaran benih di media tanam. Penanaman benih ke media tanam dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke media tanam biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut ingin dikembangbiakan dari indukan. Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di media tanam, selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di media tanam lebih terjamin.
Rangkaian kegiatan memperbanyak tanaman sayuran di kebun sekolah, ditentukan oleh teknik perbanyakan yang digunakan. Secara umum terdapat dua teknik perbanyakan yang banyak dijumpai, yakni teknik perbanyakan generatif dan teknik perbanyakan vegetatif.
Secara teknis perbanyakan generatif tanaman adalah perbanyakan yang berasal dari biji. Secara umum, pengertian generatif adalah salah satu cara untuk memperbanyak tanaman dengan menggunakan biji hasil perkawinan antara bunga jantan dan betina. Dari biji inilah nantinya berkembang menjadi tanaman baru sebagai regenerasi pohon induknya. Biji yang dihasilkan tanaman sayuran sangat bervariasi baik ukuran maupun bentuk (Anonim, 2009).
Rangkaian teknik perbanyakan generatif yang dilakukan dalam kebun sekolah antara lain sebagai berikut.
1) Pengunduhan Buah/Biji
Biji yang sudah masak secara fisik dan fisiologis dipanen dengan dipetik untuk diambil bijinya. Pada beberapa jenis tertentu biji yang sudah masak dibiarkan jatuh dari pohonnya kemudian dikumpulkan.
2) Seleksi Buah/biji
Biji yang telah dipanen kemudian dipilih yang berisi, tidak kosong, sehat, dan tidak diserang hama/penyakit. Cara pemisahannya dapat dilakukandengan perendaman dalam air, dimana biji yang terapung dibuang. Seleksi yang lain dapat dibedakan berdasarkan besar kecilnya biji maupun bentuknya. Kemudian biji dapat dijemur dan dimasukkan ke dalam kantung plastik, sampai siap untuk disemai.
3) Penaburan biji
Jenis biji yang tidak memerlukan waktu simpan yang lama segera disemaikan dalam bak tabur. Perlakuan pada tingkat persemaian yang perlu diperhatikan adalah kecukupan air, media tanam yang subur,interisitas sinar matahani, dan kelembaban udara.
4) Penyapihan
Dalam waktu tertentu biji yang tetah ditabur akan muncul tunas tanaman. Setelah muncul daun muda yang sempurna segera pindahkan tanaman dan bak persemaian ke dalam polybag yang berisi campuran media tanah dan pupuk kompos. Tempatkan ke dalam areal persemaian yang memiliki intensitas cahaya matahari 50-75%, lakukan penyiraman secukupnya dan berikan pupuk dasar agar menunjang pertumbuhan tanaman.
5) Pemeliharaan dan Perawatan sampai dengan siap tanam
Tanaman dipelihara antara lain dengan pemberian pupuk, pembersihan dari gulma, penyemprotan dengan insektisida/fungisida ketika tanaman diserang hama/jamur dan pemeliharaan lainnya. Lama pemeliharaan ditingkat semai bervaniasi tergantung biji sayuran.

     Dengan teknik perbanyakan secara generatif kadangkala bibit yang dihasilkan menyimpang dari sifat induknya. Hal ini akan menguntungkan jika perubahan sifat tersebut lebih baik atau setidaknya sama dengan induknya. namun jika yang terjadi sebaliknya, hal tersebut akan sangat merugikan. Penyimpangan yang terjadi salah satunya disebabkan adanya ketidaksempurnaan kualitas biji, tanah, intensitas penyinaran, dan lain sebagainya. Tanaman yang dihasilkan dari teknik ini memilki beberapa kelebihan, antaralain umumnya tumbuh subur, mempunyai bentuk yang baik, sehat, kuat dan lebih tahan karena mempunyai akar yang jauh ke dalam (Zaedin, 1985).
Teknik perbanyakan vegetatif yaitu teknik perbanyakan tanaman dengan mengambil sebagian dari pohon induknya. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara okulasi/tempelan, cangkok, menyusukan, menyambung, stek dan cara anakan. Okulasi/tempelan yaitu cara perbanyakan tumbuhan dengan memindahkan seiris kulit bermata tunas dari satu pohon ke tanaman lain yang sejenis (famili). Cangkok yaitu cara perbanyakan tanaman dengan membuat cabang berakar pada tempatnya, kemudian dipotong dan dipindahkan. Cara menyusukan dilakukan dengan mempersatukan kedua batang/cabang dari tanaman yang sejenis. Sedangkan menyambung dilakukan dengan memindahkan sepotong pucuk/ranting ke tanaman lain yang sejenis. Stek adalah cara perbanyakan tanaman dengan memotong-motong dari bagian tanaman batang/cabang, ranting/pucuk dan akar. Cara anakan dilakukan dengan memisahkan anak/tunas dari induknya.

Sumber :
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM  PEMULIAAN TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman, Sri Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya  Wahyu Tri Asmoro,  R. Faid Abdul Manan,Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,ditulis Oktober 2009

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertian-persemaian.html diposting penulis pada hari Jumat,tanggal 08 Oktober 2010

A. Media tanam yang baik
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang (Andhika, 2009). Untuk lahan sempit seperti Green House (kebun sekolah) penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan.
Tidak semua tanah atau media tanam itu subur. Hanya tanah dengan kandungan unsur tertentu yang boleh dikata subur. Apakah itu?. Sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan.
Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun.
Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga halnya dengan ph yang lainnya.
Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu.



B. Cara menyemai benih
Supaya benih yang kita tanam akan berhasil tumbuh dengan subur, maka faktor-faktor yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1) Langkah pertama yang dilakukan untuk menyemai benih (dalam hal ini diambil contoh benih cabai) cabai adalah dengan merendamnya selama kurang lebih 12 jam dengan air hangat sekitar 50 derajat Celcius. Cara ini dimaksudkan agar kulit benih menjadi lunak dan mempercepat pertumbuhan benih.
2) Setelah perendaman selesai, benih siap ditanam pada media semai dengan komposisi tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau sesuai kebiasaan. Media semai lain dapat menggunakan campuran cocopeat dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Cocopeat dan pupuk kandang sebaiknya diayak terlebih dahulu. Tempat semai dapat menggunakan tray, polybag, kotak semai, atau disebar pada bedeng semai. Saya menganjurkan pemakaian tray sebagai tempat semai, karena penggunaanya sangat mudah dan dapat dipakai  terus-menerus untuk penyemaian.
3) Setelah benih dan media semai telah siap, langkah berikutnya adalah tahap penanaman benih ke dalam media semai. Apabila anda menggunakan tray semai atau polybag, benih dapat langsung dimasukan kedalam lubang yang telah diisi media semai pada tray. Sedangkan pada bedeng semai, perlu diperhitungkan dalam meletakan benih, apabila jaraknya terlalu dekat, dapat mengganggu pertumbuhan bibit nantinya.
4) Jaga agar media semai tetap lembab dan jangan diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Anda dapat membuat rumah-rumahan kecil dengan atap plastik UV untuk meletakkan semaian cabai. Setelah beberapa hari, benih mulai tumbuh dan pada umur 20 hari, benih siap ditanam di media tanam yang lebih luas.
5) Perwatan benih yang telah tumbuh dengan cara menyiraminya bila tanah kelihatan kering. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum matahari terbit. Bisa juga sore hari menjelang matahari terbenam. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan selang agar debit air tidak terlalu deras. Hal ini untuk menghindari media tanam di pemukaan pot hilang akibat tekanan air yang deras. Cabe akan tumbuh subur bila ditanam di media tanam yang subur. Media tanam bisa dibuat sendiri dengan cara mencampur pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Pupuk kandang bisa diganti kompos.

Penyeleksian/pemilahan benih berstandar mutu

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. 

Benih bermutu adalah benih yang mampu berkecambah dalam kondisi yang cukup baik. Benih yang bermutu juga harus mampu menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu suatu benih, antara lain sebagai berikut.
  1. Sumber benih; benih yang diambil dari pohon induk yang mempunyai penampakan dan genetik yang baik, diharapkan akan mempunyai kualitas benih yang baik pula.
  2. Tingkat kemasakan benih pada waktu pemanenan; untuk menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.
  3. Penanganan pasca panen, antara lain meliputi kegiatan; pengangkutan, harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut dikumpulkan dengan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang diekstrasi; sebelum disimpan, benih harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara pengeringan yang benar; disimpan pada tempat yang sesuai, misalnya; suhu dan kelembabannya tidak terlalu tinggi serta bebas dari gangguan maha dan penyakit dan penanganan lainnya.
Sumber:
Anonim, 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-benih-bermutu.html

Ciri-ciri fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut.
1)  Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih.
2)  Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.
3)  Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.
4)  Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.

Selain ciri yang mudah terlihat itu, benih yang baik juga harus masih mempunyai daya tumbuh dan daya hidup yang besar. Ia harus mempunyai lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu menjadi tanaman muda. Untuk melihatnya, kita bisa mengupas salah sebutir benih itu, lalu melihat lembaga dan cadangan makanannya. Kalau lembaganya masih utuh dan besar, maka benih masih mempunyai daya tumbuh yang besar. Demikian pula dengan cadangan makanan. Harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan istirahat. Selain itu benih juga harus bebas dari bibit penyakit. Ini bisa diketahui dari kondisi tanaman induknya. Tanaman induk yang sakit cenderung menghasilkan benih yang membawa serta bibit penyakit.

Sumber :
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM  PEMULIAAN TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman, Sri Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya  Wahyu Tri Asmoro, R. Faid Abdul Manan. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
ditulis Oktober 2009