Benih bermutu adalah benih yang mampu berkecambah dalam
kondisi yang cukup baik. Benih yang bermutu juga harus mampu menghasilkan bibit
yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan baik serta tahan terhadap
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi
mutu suatu benih, antara lain sebagai berikut.
- Sumber benih; benih yang diambil dari pohon induk yang mempunyai penampakan dan genetik yang baik, diharapkan akan mempunyai kualitas benih yang baik pula.
- Tingkat kemasakan benih pada waktu pemanenan; untuk menghasilkan benih yang bermutu, pemanenan atau pengumpulan benih harus dilakukan setelah benih tersebut masak.
- Penanganan pasca panen, antara lain meliputi kegiatan; pengangkutan, harus dilakukan secepatnya setelah benih tersebut dikumpulkan dengan cara yang benar, sesuai dengan jenis yang diekstrasi; sebelum disimpan, benih harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara pengeringan yang benar; disimpan pada tempat yang sesuai, misalnya; suhu dan kelembabannya tidak terlalu tinggi serta bebas dari gangguan maha dan penyakit dan penanganan lainnya.
Sumber:
Anonim, 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-benih-bermutu.html
Ciri-ciri fisik benih bermutu
dapat diteliti sebagai berikut.
1)
Bentuk, ukuran dan warnanya
seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu
seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah
benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya
juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih
besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna
kuning semua harus kuning, tak ada yang putih.
2)
Permukaan kulit benih harus
bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput
pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.
3) Tidak
tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa
kulit, biji rumput, dan sebagainya.
4)
Kadar air cukup rendah dan benih
sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami
masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Selain
ciri yang mudah terlihat itu, benih yang baik juga harus masih mempunyai daya
tumbuh dan daya hidup yang besar. Ia harus mempunyai lembaga dan cadangan
makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu menjadi tanaman muda. Untuk
melihatnya, kita bisa mengupas salah sebutir benih itu, lalu melihat lembaga
dan cadangan makanannya. Kalau lembaganya masih utuh dan besar, maka benih
masih mempunyai daya tumbuh yang besar. Demikian pula dengan cadangan makanan.
Harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan istirahat. Selain itu benih
juga harus bebas dari bibit penyakit. Ini bisa diketahui dari kondisi tanaman
induknya. Tanaman induk yang sakit cenderung menghasilkan benih yang membawa
serta bibit penyakit.
Sumber :
SELEKSI BENIH DAN BIBIT DALAM PEMULIAAN
TANAMAN KEHUTANAN
Marwa Prinando, Muthia Sri Rahayu, Oman Nurrahman, Sri
Gosleana, Muhrina S Hasibuan, Nayunda Pradma W, Aditya Wahyu Tri
Asmoro, R. Faid Abdul Manan. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata.Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
ditulis Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar